Bandung, Jabarcyber.com – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menerima kunjungan kerja Delegasi Kedutaan Besar Jepang terkait manajemen tata kelola persampahan wilayah Jawa Barat di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (27/1/2022).
Ikut serta dalam rombongan delegasi, yaitu Japan International Coorperation Agency (JICA). Mereka bermaksud menawarkan bantuan untuk pengembangan optimalisasi penanganan sampah di Jabar.
Setiawan yang juga didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemda Provinsi Jabar Prima Mayaningtias, menuturkan, Delegasi Kedubes Jepang datang ke Jabar mempunyai beberapa misi.
Salah satunya untuk meningkatkan kapasitas penanganan sampah di kawasan Bandung Raya, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut.
“Mereka datang dari Jepang juga dengan menghadirkan ahlinya. Mereka ingin membantu Jawa Barat untuk bisa mengoptimalkan pengelolaan persampahan, khususnya di kawasan Bandung Raya,” ungkap Setiawan.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Jawa barat Mochamad Ichsan Maoluddin yang juga bermitra langsung dengan Dinas Lingkungan Hidup Jabar justru miris terhadap sektor pemilahan sampah di Jawa barat.
“Sebetulnya jika studi banding itu sah-sah saja hanya saja nanti pada saat eksekusi berapa yang harus di skema yang harus disiapkan karena yang namanya kerja sama akan saling menguntungkan, ada investor, ada lembaga yang ditunjuk oleh Pemprov,” kata M Ichsan.
“Memang permasalahan sampah itu di kita masalahnya seperti di depan-depan perusahaan atau sebagainya ada pemilahan sampah plastik, sampah organik tapi ketika mereka mengangkut ke truk sampah tetap disatukan, ini sebetulnya yang menjadi ide harusnya sejak awal sampai ke muara sampah itu sudah masing-masing sehingga nanti ada yang mengurusi sampah organik dan non organik,” M Ichsan melanjutkan.
Menurut legislator asal Kabupaten Bogor ini urgensi permasalahan sampah di Jawa barat ada 2 hal yaitu pemilahan dan budaya masyarakatnya.
“Kembali kepada kerja sama yang dari beberapa unsur, dari mulai satu, ternyata ada missing dari pemukiman ke pengepul sampah itu tidak ada pemilihan walaupun mungkin dari perusahaan pabrik-pabrik tertentu sudah jelas, tapi saya lihat juga sama di TPAS masing-masing industri itu juga tetap dikumpulkan tidak dipilah, dipilah itu judulnya pada saat membuang sampah diawal saja, itu terlepas ada yang strict pemisahan sampah itu betul-betul ke muaranya tapi yang kita lihat itu di TPAS yang ada di Bandung dan beberapa tempat itu menyatu, jadi perlu ada tenaga lagi yang memilah, artinya dari mulai hulu yang memproduksi sampah itu sampai ke akhir di TPPASnya terkonfirmasi sampah itu,” papar M Ichsan.
Kemudian dirinya menambahkan agar masyarakat Jawa barat mulai memiliki budaya pemilahan sampah dari rumah tangganya masing-masing.
“Itu yang akan ingin dikembangkan, walaupun kembali kepada budaya bagaimana mengedukasi masyarakat agar sampah itu bisa terpilah dengan baik sesuai dengan jenis sampahnya, jadi masyarakat menganggap pemilihan itu sebagai suatu hal yang penting,” tutup M Ichsan.