BOGOR, Jabarcyber.com – Tradisi Samenan atau kenaikan kelas dilaksanakan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Tarbiyyatul Falah Al-fahruroziyyah, kampung Legok nyenang RT 03 RW 09, Desa Pancawati, kecamatan Caringin, kabupaten Bogor Jawa Barat. Minggu, (20/3/2022). Kegiatan Samenan berlangsung sejak pukul 07.30 WIB pagi yang rencananya akan dilangsungkan hingga malam, tidak kurang dari 430 siswa ikut memeriahkan acara Samenan tersebut dengan berbagai kreasi pertunjukan.
Samenan merupakan istilah sebagai rasa syukur dan merayakan kenaikan kelas, Samenan bukan asli dari Bahasa Sunda, Istilah tersebut diangkat dari Bahasa Belanda. Dalam bahasa Belanda, kata Samen berarti bersama atau berkumpul, orang tua, siswa hingga warga berkumpul merayakan keberhasilan sehingga istilah tersebut seolah melekat hingga saat ini.
Dalam kegiatan samenan, siswa diwajibkan untuk tampil dengan istilah ngaleseng (pidato/dakwah) dilakukan oleh setiap murid tanpa menggunakan teks. Mereka dengan berani dan hapal menyampaikan pidato melalui dakwah dengan berbagai pesan yang disampaikan dihadapan yang hadir termasuk orang tuanya.
Saat ditemui di lokasi acara, kepala MDTA Tarbiyyatul Falah Al-fahruroziyyah, ustadz Manhalul Irfan S. Pd. I mengatakan Ngaleseng merupakan salah satu ujian untuk memperlihatkan kemampuan santri dalam berbicara dan berdakwah. “Melatih santri untuk menjadi pemberani dan tidak malu-malu serta biasa berdiri di hadapan orang banyak,” kata Ustadz Manhalul Irfan.
Acara yang didukung oleh para orang tua wali murid ini juga diisi oleh tim Qasidah dari siswa MDTA Tarbiyyatul Falah Al-fahruroziyyah di bawah pimpinan Irma Yulia dan kerjasama dengan para Alumni.
Tasyakur haflatul imtihan (kenaikan kelas) atau identik dengan istilah samenan. Lanjut Manhalul Irfan, merupakan suatu kegiatan penutup dari rangkaian kegiatan belajar mengajar sebagai ‘tawis syukur’ kami dan para santri semoga diberkahkan ilmu-ilmu nya.
“Seperti biasa sebelum samenan dilaksanakan, terlebih dahulu kami melaksanakan haol kasepuhan Mua’llim Fahrurozi. Pada malam sebelum samenan, dilaksanakan oleh bapak bapak,” Ujar ustadz irfan panggilan akrabnya.
Pantauan awak media saat berada di lokasi, Acara samenan dimulai dengan pawai arak arakan, lalu disambut oleh pementasan seni tradisi Sunda (parebut seeng) kemudian dilanjutkan dengan acara rutinitas tahunan.
Perlu diketahui bersama, masih kata Manhalul Irfan, secara khusus kepada seluruh wali santri, bahwa kurikulum yang diajarkan merupakan kurikulum gabungan dari kurikulum kemenag dan kurikulum salafi (ciri khas madrasah) dan Alhamdulillah keduanya dapat berjalan dengan maksimal.
“Saat ini jumlah total para santri mencapai 430 santri dan jumlah lulusan kelas 6 berjumlah 43 santri, Alhamdulillah telah dinyatakan naik kelas dan lulus seratus persen,” Ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan amanatnya secara khusus, kami atas nama guru-guru madrasah memberikan amanat khusunya kepada para santri lulusan, tetaplah berakhlak yang baik, agar kelak kalian selalu di berkah kan dalam segala hal.
Bagi santri yang masih aktif belajar. Sambung nya, lebih semangat lagi dalam belajarnya, karena nanti kita tidak pernah tahu akan ada apa kedepannya, di dunia ini kalau tidak didasari dengan pemahaman ilmu agama sedini mungkin.
“Akhir kata, kami atas nama guru-guru madrasah memohon maaf yang seluas luasnya secara khusus kepada semua wali santri, karena masih banyak kekurangan dan kealpaan dalam belajar bersama putera puteri bapak ibu sekalian, serta terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan. Semoga jalinan silaturahmi ini tetap terjaga, walaupun putra puteri bapak/ibu sudah tidak lagi aktif belajar di sini,” Pungkasnya.