Pusaka Peninggalan Sanghyang Borosngora Diarak Ke Nusa Gede

banner 468x60

Kab. Ciamis — Upacara nyangku merupakan rangkaian prosesi adat penyucian benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora yang dipercaya sebagai penyebar agama Islam pertama di wilayah Panjalu Ciamis.
Upacara ini dimulai dengan mengeluarkan benda-benda pusaka di Bumi Alit, kemudian pusaka tersebut dibungkus kain. Selanjutnya rombongan para pembawa benda pusaka ini berjalan beriringan menuju Nusa Gede, yakni sebuah pulau kecil yang mengambang di tengah Situ Panjalu untuk melakukan ziarah ke makam leluhur Panjalu di pulau tersebut.
Prosesi tahunan adat nyangku ini dihadiri langsung oleh Bupati Ciamis Herdiat Sunarya dilaksanakan di Nusa Gede Panjalu, Kabupaten Ciamis, Senin (1/11/2021).
Tradisi tahunan yang digelar pada bulan Rabiul Awal atau Maulud ini juga sekaligus sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam sambutannya, Herdiat mengatakan tradisi adat Nyangku merupakan salah satu budaya warisan para leluhur yang harus dirawat dan dilestarikan.
“Mari kita secara bersama- sama Pemerintah dan masyarakat untuk memelihara, merawat dan melestarikan budaya Warisan leluhur kita,” katanya.
Herdiat mengatakan, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kebudayaan RI kembali telah menetapkan dua kebudayaan Ciamis sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yaitu Upacara adat Merlawu dan upacara adat Nyuguh.
“Alhamdulillah, sebulan yang lalu pemerintah pusat telah menambahkan dua kebudayaan asli Ciamis sebagai agenda nasional dan menetapkannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda yaitu Upacara adat Merlawu dan upacara adat Nyuguh,” katanya.
Herdiat menjelaskan, saat ini total terdapat tujuh kebudayaan Ciamis yang diakui oleh pemerintah pusat yaitu Ronggeng gunung, Bebegig, Nyangku, Ngikis, Misalin, Merlawu dan Nyuguh.
“Dengan merawat dan memelihara tradisi budaya yang ada, hal itu menandakan kecintaan kita terhadap leluhur yang telah mewariskan budayanya kepada kita semua,” katanya.
Herdiat mengatakan, selain untuk berziarah, tradisi Nyangku ini juga diharapkan dapat menarik wisatawan lokal maupun interlokal untuk datang ke Situ Lengkong Panjalu.
Ketua Yayasan Boros Ngora Rd. Pandu Ghalib Prasasti Cakradinata mengatakan rangkaian kegiatan Nyangku dan Maulid tahun ini diselenggarakan secara sederhana mengingat situasi dan kondisi masih dalam keadaan pandemi COVID-19.
Ia mengatakan panjasmasan atau pencucian benda pusaka merupakan representasi peninggalan dari Prabu Boros Ngora.
“Nyangku sebagai produk budaya warisan leluhur Panjalu perlu dilestarikan dalam rangka mupusti bukan migusti, sehingga prilaku yang menuju kepada syirik itu harus dihindari,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut Herdiat menyerahkan Surat Keputusan (SK) Hindia Belanda tentang Cagar Alam Nusa Gede Situ Lengkong Panjalu tahun 1919 kepada ketua Yayasan Borosngora, serta meninjau kegiatan Gebyar Vaksinasi yang dilaksanakan di sekitar Situ Lengkong Panjalu.
Turut hadir, Wakil Bupati (Wabup) Ciamis Yana D Putra, Para Kepala SKPD terkait, Camat Panjalu, Kepala Desa, serta Tokoh Budaya, Tokoh Agama dan masyarakat.(de)

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *